Tari daerah atau tarian tradisional suku muna ada beberapa macam. dikalangan masyarakat suku muna dikenal beberapa tari tradisional diantaranya sebagai berikut :
1. Tari Linda
Tari Linda Adalah tarian tradisional yang berasal dari kabupaten muna, tarian yang diiringi dengan alat musik mbololo, serta dipadukan dengan nyanyian tradisional. tari linda biasanya dimainkan oleh beberapa orang dalam setiap penampilan. biasanya suku muna mengadakan tari linda pada acara acara daerah atau acara perlomban budaya muna.
suatu perwujudan tradisi masyarakat di daerah muna dalam hal pemingitan
anak-anak mereka di kala memasuki alam ke dewasaan. Pertumbuhan tarian tersebut
kemudian meluas sampai kedaearah buton,sehingga sekarang ini telah menjadi
tarian tradisional yang sangat popular di kea daerah tersebut. Pelakunya
terdiri dari wanita yang jumlahnya terbatas sampai enam atau delapan orang
saja.pakaian mereka terdiri dari baju kombo yang bahannya terdiri dari kain
polos.leher dan pinggir bawah betis dengan warnah merah.seluruh pakain ini di
hiasi dengan manik-manik yang tebuat dari perunggu.sarungnya di buat empat
lapis.dimana lapisan yang paling dalam berwarna merah,kemudian menyusul warna
hijau,putih,dan paling luar berwarna hitam. Kepala mereka dihiasi dengan
beberapa hiasan seperti tiga buah panto(gelang kepala)di pasang pada bagian
atas dari pada konde penari yang telah di lingkar dengan bandol konde dari kain
berwarna merah yang di hiasi pula dengan picing dan manik-manik pada bagian
belakang kepala di pasang kabunsale yang berwarna merah.mereka juga memakai kalung
leher dan beberapa gelang di kedua tangan mereka.
Pakaian ini khusus di gunakan pada saat seorang gadis keluar dari pingitan
(kaghombo) untuk melaksanakan tari Linda. cara memakainya yaitu penari-penari
keluar dari dua penjuru dengan gaya lego (berlengang) setelah menghadap penonton,mulailah gerakan pertama.kedua tangan mengambil selendang yang melilit
di leher dan di bawa ke sebelah kiri,laksana orang yang sedang memetik sesuatu
bersamaan dengan gerak kaki yang di gesekan ke kiri sambil mengayunkan kaki
kanan ke arah kanan dengan perhitungan tiga dan di balas dengan kaki kiri
dengan perhitungan empat.selanjutnya kedua tangan di bawa ke sebelah kanan
seperti orang yang sedang memetik sesuatu secara bersamaan dengan gerak kaki
kiri ke samping kiri dengan perhitungan satu di balas dengan kaki kanan pada
perhitungan tiga dan di balas lagi dengan kaki kanan dalam perhitungan empat.
saat pertukaran tempat,mempermainkan selendang dan sebagainya.keseluruhan
gerakan dalam tari ini terdiri dari empat belas macam gerakan.pada gerakan
penutup,kedua tangan di bawa ke sebelah kiri,seperti orang yang sedang memetik
buah.kaki kiri di gerakan ke kiri,kaki kanan di ayunkan ke kanan,dengan
perhitungan satu di balas dengan kiri pada perhitungan dua,kemudian di ganti
dengan kaki kanan dalam hitungan tiga dan seterusnya sampai mencapai
perhitungan empat. Akhirnya kedua tangan melepaskan lilitan selendang dan di
sandang ke bahu sebelah kanan.tangan kiri memengang sarung (bini-bini) tangan
kanan berlengang ( lego-lego ) pengiring dari tarian ini adalah alat musik
gendang,gong,dan dengu-dengu.dengan cara di tabu di pukul.
tersebut di kenal oleh masyarakat,orang-orang sering menggunakan mata
tou,dengan nama musik mata tou. Tarian Linda berfungsi sebagai tarian adat dari
daerah kabupaten muna yang selalu di laksanakan dalam upacara karia,oleh
gadis-gadis remaja yang di upacarakan.pemain tari Linda berjumlah 6 orang
putri,sedang di lagukan laggu kadandio
2. Tari Katumbu
3. Tari Dolego
4. Tari Fari
5. Tari Ghibi
indah dan berirama refleks yang dimainkan oleh 2 orang insan yang
berlawanan baik tua maupun muda sambil mengikuti alunan ketabuhan yang
disebut rambi Wuna, gerakan tari ini memperlihatkan kelincahan seorang
wanita menghindar dari sentuhan seorang pria secara lembut, penuh
waspada namun sangat sopan, hanya menggunakan instrument musik dan tanpa
lagu
BACA JUGA : 12 Motif Tenun Tradisional Muna
6. Tari Potobo
diangkat dari tradisi masyarakat sebagai suatu kebiasaan dan keharusan
pada zaman dahulu untuk membela diri. Patobo dalam bahasa muna yang
artinya berkelahi dengan menggunakan senjata khas yang bernama tolobi
atau Keris. Pada zaman dahulu kebiasaan dan keahlian bermain kris ini
sangat perlu bukan hanya untuk pria tapi juga untuk wanita bahkan sejak
usia mereka masih dini mereka telah di anjurkan untuk mempelajarinya,
untuk sebuah keselamatan, biasanya keahlian ini di pertunjukan buat
hiburan dan penyambutan tamu.